Kok bisa mati lampu sih...???

9 Juli 2012
Fenomena "mati lampu" merupakan salah satu fenomena yang paling menjengkelkan, bayang kan aja coba...berapa mahasiswa yang harus kehilangan "waktu belajarnya" yg sangat berharga ini. berapa kakek yg harus kehilangan waktu bermain game onlinenya, dan masih banyak lagi kerugian-kerugian lainnya. pokoknya gak bisa ditukar dengan apapun deh kerugiannya itu. Secara harafiah mati lampu adalah suatu kondisi dimana tidak ada satu pun peralatan listrik yang dapat menyala sehingga dapat menyebabkan mati gaya bagi si pengguna peralatan tersebut. fenomena ini biasanya cukup sering ditemui di daerah2 yang masih berkembang, contohnya kalimantan, sumatera, dan masih banyak lagi. Nah...sekarang kita bahas deh,"kenapa sih bisa mati lampu..??"


oke, kisah ini kita mulai dari asal muasal listrik dulu ya...rata-rata sistem kelistrikan didunia ini adalah seperti gambar diatas. Sebagai bagian yang paling hulu dari bisnis kelistrikan adalah bagian pembangkitan. Disini listrik dibangkitkan dengan berbagai cara dan berbagai sumber daya yang digunakan. Di Indonesia sendiri kita biasa mengenal beberapa jenis pembangkit, yaitu seperti PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTS, PLTP, PLTB, dan PLTA. yaa lengkap deh pokoknya kecuali nuklir aja,karena memang dirasa masih ada alternatif lain yang lebih baik. owh iya, untuk pengetahuan tambahan, biasanya yang namanya pembangkit listrik itu berada jauh dari pusat beban alias NDESO. ya memang nasib buat yang kerja di pembangkitan deh, hahaha



Selanjutnya listrik yang telah dibangkitkan tadi didistribusikan melalui jaringan Transmisi. Pasti bertanya tanya, kenapa sih perlu bagian transmisi ?? kok gak langsung disebar kerumah-rumah aja ?? jadi gini, pada umumnya Pembangkit pembangkit yang besar besar kapasitasnya ini letaknya jauh dari pusat kota atau bisa dikatakan "ndeso" lah,nah kalau listriknya langsung disebar ke pelanggan dengan menggunakan jaringan distribusi yang biasanya menggunakan tegangan rendah (20 KV dan 220 V) bisa-bisa waktu sampe rumah-rumah pelanggan tegangannya bakalan habis deh itu. karena jarak antara pembangkit dan pelanggan yang jauh tadi itu sehingga menyebabkan susut tegangan atau bahasa elektronya losses daya. 

Nah, kalau menggunakan jaringan transmisi hal ini dapat dicegah, karena sebelum disalurkan, tegangan listrik yang dihasilkan pembangkit tadi dinaikan terlebih dahulu, sehingga rugi rugi daya tidak terlalu berpengaruh terhadap listrik yang ditransmisikan. kalau didaerah jawa sudah menggunakan 500 KV (SUTET) kalau diluar jawa, seperti kalimantan, sulawesi masih menggunakan tegangan 150 KV. Selain itu jaringan transmisi ini juga digunakan sebagai jaringan bersama antar pembangkit yang satu dengan pembangkit yang lainnya atau bahasa jawanya dikenal dengan "sistem Interkoneksi". Tujuan dari adanya sistem Interkoneksi ini ya untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan itu sendiri, jd ketika disalah satu pembangkit sedang tidak bisa beroperasi, tugasnya dapat digantikan oleh pembangkit lain yang berada dijaringan yg sama, selain itu penggunaan daya listrik yang dibangkitkan dapat digunakan secara lebih merata sehingga lebih efisien dalam pemakaiannya.






Dan bagian paling ilir adalah bagian distribusi. Listrik dari bagian transmisi tadi diturunkan kembali tegangannya ke 20 KV. biasanya 20 KV inilah yg merupakan standart tegangan distribusi yang akan dialirkan ke rumah rumah penduduk. namun tentunya harus diturunkan lagi tegangannya ke 220 V sebelum masuk ke rumah pelanggan. Sekarang kita kembali ke topik, "kenapa sih bisa mati lampu...??", mati lampu ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti: 


1. perawatan (maintenance) peralatan 
2. defisit daya 
3. PLN lagi iseng 
4. Kabel kesangkut layangan 


Tapi biasanya yang paling sering menyebabkan pemadaman listrik itu adalah maintenance dan defisit daya. 


1. Maintenance 


Menurut handa ramadhan perawatan ini dibagi menjadi 2 kategori, yakni Perawatan rutin dan perawatan korektif (bukan Perawat lho...hehe). Perawatan rutin ini dilakukan secara berkala dengan periode tertentu, tujuannya sih biar peralatan tersebut bisa bekerja sesuai fungsi dan jangka pakainya. jadi sama lah dengan sepeda motor, tiap batas jarak tertentu perlu diganti oli nya, kaburatornya dibersihkan dan masih banyak lagi deh. Nah kalau perawatan korektif beda lagi, ini nih perawatan yg dilakukan ketika ada gangguan peralatan atau rusak lah. Periode waktu perawatan korektif ini tidak bisa ditentukan waktunya, karena memang gak tau kapan terjadi kerusakan alat ini, ya kalau bisa jangan sampai terjadi perwatan korektif ini lah. Perawatan ini biasanya sering kita temui disekitar kita nih, contohnya penggantian trafo karena trafonya meledak. Jadi ketika dilakukan perawatan, mungkin disinilah dilakukan pemadaman. karena memang susah melakukan perawatan ketika keadaan bertegangan terutama perawatan korektif.


2. Defisit daya 

Ini nih yang saat ini sedang dialami oleh masyarakat didaerah yang sedang berkembang yaitu defisit daya. menurut Handa ramadhan lagi, defisit daya ialah suatu keadaan dimana jumlah permintaan daya listrik jauh lebih besar daripada sumber daya listriknya. Jadi pembangkit-pembangkit yang ada tidak mampu untuk menyediakan daya listrik. Defisit daya ini terjadi karena pertumbuhan jumlah pelanggan jauh lebih cepat dibanding dengan pembangunan pembangkit pembangkit listrik. jadi untuk diketahui untuk membangun sebuah PLTU diperluakan waktu yang cukup lama sekitar 2-3 tahun. Nah sedangkan permintaan pelanggan ini luar biasa cepetnya. belum lagi pelanggan "ILEGAL" yang tanpa seijin PLN untuk menyambung listrik. Nah kalau pembangkit-pembangkit yang ada dipaksa untuk menyuplai listrik, maka akan terjadi hal yang lebih parah, yaitu BLACKOUT atau pemadaman total di suatu sistem kelistrikan tersebut. karena hampir dipastikan Pembangkit akan berhenti beroperasi ketika dalam keadaan tersebut, mengingat adanya sistem proteksi dari pembangkit tersebut. Cara terbaik yang biasa dilakukan ialah dengan mengurangi beban pemakaian oleh pelanggan sehingga sesuai dengan daya mampu pembangkit yang ada. atau dengan kata lain perlu dilakukan pemadaman pada suatu daerah tertentu, sehingga mati lampu deh. Defisit daya ini juga bisa disebabkan karena salah satu pembangkit yang ada pada sistem kelistrikan tersebut mengalami perawatan rutin atau bahasa banjarnya "Overhaul". sehingga pelanggan harus sabar untuk menunggu sampai perawatan ini selesai dilakukan. 


Saya sebagai mahasiswa teknik elektro yang keren dan tampan ini cuma mau meng info kan bahwa saat ini PT PLN sedang berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dengan salah satu caranya mengurangi jumlah pemadaman bergilir. tapi kayaknya lebih tepat disebut "Penyalaan bergilir" deh, karena ketika mati lampu, pembangkitnya masih hidup kan, cuma anda kurang beruntung aja rumahnya dipadamkan listriknya, hehehe. 


Saat ini melalui program 10.000 MW tahap 1 dan 2 PLN sedang melakukan pembangunan pembangkit2 diseluruh indonesia terutama pembangkit2 dengan bahan bakar non Minyak seperti PLTU, PLTG, dan PLTA dalam rangka untuk mengatasi defisit daya ini. Jadi dalam beberapa tahun kedepan, kita sudah bisa menikmati listrik dengan sedikit gangguan ya seperti pulau jawa lah... Mungkin sekian dulu pembahasan dari saya, kalau ada kekurangan dalam penyampaian, saya mohon maaf mengingat ilmu saya dalam hal ini masih sangat kurang. hehe

1 komentar:

  1. Anonim mengatakan...:

    Play Spade Cash, Free Spade Cash No Deposit | Vie Casino 온카지노 온카지노 fun88 fun88 카지노사이트 카지노사이트 9790royal club casino mobile | Claim 50 Free Spins

Diberdayakan oleh Blogger.